Tips Aktivis Muslimah Mengisi Masa Lockdown di Rumah
Sabriati Aziz juga menyarankan para Muslimah atau ibu agar
membangun suasana rileks dalam keluarga.
Di masa-masa lockdown,
pembatasan jarak sosial saat ini, tentu banyak aktivis yang terbatas
pergerakannya. Begitu pula yang dirasakan oleh para Muslimah yang biasa aktif
di luar rumah, misalnya.
Lalu, bagaimana caranya agar Muslimah tersebut tetap bisa
berkarya atau berproduktif meskipun harus banyak di dalam rumah saja?
Presidium Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita
Indonesia (BMOIWI) Dr Sabriati Aziz berbagi tipsnya untuk para Muslimah.
Sabriati mengatakan, musibah pandemi virus corona jenis baru
(Covid-19) ini adalah kehendak Allah Subhanahu Wata’ala.
“Olehnya itu, sedapat mungkin Muslimah meningkatkan iman
taqwa melalui penguatan ibadah dzikir dan doa dalam rangka taqarrub
ilallah,” ujar Sabriati di Depok, Jawa Barat, berbagi tips tertulisnya
kepada hidayatullah.com.
Menurutnya, instruksi pemerintah bagi warga masyarakat agar
berdiam di rumah merupakan ikhtiar untuk memperkecil sebaran virus tersebut.
Sehingga, tuturnya, para Muslimah atau ibu sangat berperan
dalam mengatur rumah tangga melalui berbagai kegiatan.
Misalnya, tutur Sabriati, yaitu dengan melakukan
kegiatan-kegiatan spiritual.
“Shalat berjamaah di rumah bersama keluarga, memperbanyak
tilawah dan kajian Al-Qur’an, puasa sunnah, saling mendoakan antar sesama, dan
mendoakan semua kaum Muslimin untuk selamat dari bala bencana ini. Serta
lakukan amaliah lainnya misalnya sholat ghaib bagi saudara-saudari kita yang
meninggal karena wabah ini,” paparnya.
Sabriati mengatakan, hal itu akan memberi kesadaran
spiritualitas dan dzikrul maut dengan sangat tajam, bahwa Allah
penggenggam semua urusan manusia dan manusia tidak bisa berbuat apa-apa.
“Ini adalah pendidikan tauhid yang sangat baik,” ujarnya.
Selanjutnya, kata Sabriati, Muslimah memaksimalkan
kebersamaan dengan keluarga. Membangun kedekatan secara emosional dalam
membangun kasih sayang yang mungkin selama ini terlalaikan karena kesibukan di
luar rumah.
“Arahkan keluarga dan anak-anak untuk mengisi hari-hari
dengan produktifitas secara lahiriah. Misalnya, dengan masak bersama,
membersihkan rumah, menanam, menjahit, membuat karya nyata seperti melukis,
buat kaligrafi, dan lain-lain,” tambahnya berbagi tips.
Sabriati juga menganjurkan para Muslimah atau ibu agar
membuat kegiatan yang bernilai mengasah intelektualitas. Seperti, membaca,
kajian hadits, tafsir, shirah/sejarah, kajian sains dan keilmuan lainnya.
“Kegiatan keilmuan atau majelis dimaksimalkan melalui online.
Prinsipnya semua kegiatan majelis atau halaqoh terus berjalan dengan
kajian online. Kegiatan organisasi rapat atau meeting bisa tetap
dilakukan secara online,” ujarnya.
Selain itu, Sabriati menilai, pembelajaran online bagi
anak-anak sebagai sistem belajar di masa lockdown ini perlu diatur
dengan baik.
“Dampingi anak dengan bijak agar anak mengerjakan dengan
penuh tanggung jawab dan jujur sesuai amanah-amanah guru,” imbuhnya.
Menurut BMOIWI, social distancing (jarak sosial)
yang diberlakukan saat ini, juga sangat terasa membawa nuansa lain, membuat
seorang Muslimah tidak
banyak lagi berinteraksi langsung dengan kawan-kawan dan keluarga jauh,
misalnya.
“Olehnya itu, sapa dan beri kabar kebaikan kepada
saudara-saudari yang penuh hikmah dan kebaikan,” ujar Sabriati berpesan.
Aktivis Muslimah peraih doktor di Universitas Ibn Khaldun
Bogor ini juga menyarankan para Muslimah atau ibu agar membangun suasana rileks
dalam keluarga.
Antara lain, jelasnya, dengan berolahraga bersama,
beres-beres kebun dan halaman sambil berjemur –yang dalam kajian imunitas akan
meningkatkan imun tubuh sehingga bisa tidak terkena virus.
Tak lupa, BMOIWI mengingatkan para Muslimah atau ibu agar
menghindari berita-berita palsu/bohong alias hoax yang banyak berseliweran saat
ini terkait Covid-19.
“Hindari terlalu banyak berinteraksi dengan berita-berita
yang tidak jelas sumbernya yang hanya membuat stres dan hindari menyebar berita
yang tidak jelas sumbernya bahkan hoax. Semoga terhindar dari stres yang akan
menurunkan imunitas tubuh sendiri bahkan berpotensi mendatangkan dosa,” ujarnya
berpesan.*
0 komentar:
Posting Komentar