Selasa, 19 Mei 2020

Benerkah? Akan Ada Bencana Untuk Manusia

Matahari Lockdown, Benarkah Akan Ada Bencana untuk Manusia?



Ahli astronomi menyatakan matahari sedang mengurangi aktivitasnya alias lockdown. Penurunan aktivitas matahari ini oleh para ahli disebut sebagai periode solar minimum. Penurunan itu  ditandai dengan bintik matahari yang menghilang. Ilmuwan mencatat Matahari tidak beraktivitas atau mengalami hari tanpa bintik sebanyak 76 persen hingga saat ini.

Tahun lalu, Matahari tercatat tidak beraktivitas sebanyak 77 persen dalam satu tahun, artinya 281 hari tanpa adanya bintik Matahari. Berdasarkan penelitian, bintik matahari sebenarnya terlihat telah menghilang jika dilihat baru-baru ini. Hal ini dapat menjadi tanda bahwa manusia akan memasuki periode paling lama dari resesi sinar matahari yang pernah terekam dalam sejarah.

"Solar Minimum sedang berlangsung, dan itu salah satu yang terdalam. Perhitungan bintik Matahari menunjukkan itu adalah salah satu yang terlama dalam satu abad terakhir," tutur Tony Philips, salah seorang ahli astronomi.

Lebih lanjut, Tony menjelaskan bahwa solar minimum berimbas pada pancaran sinar kosmik yang terus bertambah di tata surya. Dampaknya, sinar kosmik yang besar akan mengancam kesehatan para astronom dan mereka yang berada pada udara di kutub utara. 

Sinar Kosmik dengan jumlah yang tidak terkendali juga bisa memunculkan bencana. Selain memicu petir, menjadikannya lebih dari ancaman kesehatan. Para ilmuwan baru-baru ini mengamati 50 bintik matahari, dibandingkan dengan 40 ribu hingga 50 ribu yang biasanya terjadi dalam aktivitas normal.
Ilmuwan Jeff Knight mengatakan aktivitas minimum Matahari memang berkontribusi pada musim dingin yang lebih dingin. Ia menunjukkan bahwa aktivitas minimum Matahari terakhir pada 2008 dan 2010 bertepatan dengan musim dingin yang lebih dingin daripada biasanya di Inggris.

Profesor Fisika Luar Angkasa dari Universitas Reading Inggris, Mather Owen mengatakan siklus penurunan aktivitas Matahari terjadi setiap 11 tahun. 

"Meskipun minimum Matahari 'cukup dalam,' janganlah kita khawatir tentang zaman es mini," katanya.

Penurunan aktivitas matahari sendiri tidak hanya terjadi baru-baru ini, di abad 17 penurunan aktivitas matahari juga terjadi. Seperti yang diungkapkan Tony yang dikutip dari Nature World News, saat itu aktivitas matahari sangat rendah pada periode 1790 hingga 1830. 

Rendahnya aktivitas membuat penurunan suhu global dan berimbas pada cocok tanam. Dalam kurun waktu tersebut, bencana tidak bisa dihindari. Mulai cuaca yang sangat dingin, gagal panen, kelaparan, dan letusan gunung berapi yang signifikan. 

Akibat matahari lockdown saat itu temperatur turun hingga 2 derajat Celcius selama lebih dari 20 tahun, menyebabkan gangguan produksi pangan dunia, yang menyebabkan kelaparan. Pada abad ke-17 dan ke-18, suhu turun begitu rendah sehingga Sungai Thames, Inggris membeku, badai petir melanda Bumi. (*)


0 komentar:

Posting Komentar